Kamis, 29 Oktober 2020

 Structure Activity Relationship Flavonoid Terprenilasi

 

Baiklah pada minggu ini kami akan membahas tentang flavonoid yang mana akan dibahas pada pertemuan 9 ini. Berikut penjelasan nya terkait structure activity relationship flavonoid terprenilasi.


Sebelum kita membahas lebih jauh, disini akan dijelaskan flavonoid terlebih dahulu.  Flavonoid merupakan sekelompok bahan alami dengan struktur fenolik variabel, ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kulit kayu, akar, batang, bunga, teh dan anggur. Produk alami ini terkenal karena efek menguntungkannya pada kesehatan dan upaya sedang dilakukan untuk mengisolasi bahan yang disebut flavonoid. Flavonoid sekarang dianggap sebagai komponen yang sangat diperlukan dalam berbagai aplikasi nutraceutical, farmasi, obat dan kosmetik. Ini dikaitkan dengan sifat antioksidan, antiinflamasi, anti-mutagenik dan antikarsinogeniknya ditambah dengan kapasitasnya untuk memodulasi fungsi enzim seluler utama.






Flavonoid dapat dibagi lagi menjadi subkelompok yang berbeda tergantung pada karbon cincin C di mana cincin B dipasang dan tingkat ketidakjenuhan dan oksidasi cincin C. Flavonoid di mana cincin B dihubungkan di posisi 3 cincin C disebut isoflavon. Yang di mana cincin B dihubungkan pada posisi 4 disebut neoflavonoid, sedangkan cincin B yang terhubung pada posisi 2 dapat dibagi lagi menjadi beberapa subkelompok berdasarkan ciri-ciri struktural cincin C. Subk elompok ini adalah: flavon, flavonol, flavanon, flavanonol, flavanol ,antosianin dan chalcones. Prenilasi ialah penambahan molekul hidrofobik kepada suatu protein atau sebatian kimia. Yang biasa diandaikan ialah kelompok prenil (3-metil-but-2-en-1-il) memudahkan pelekatan kepada membran sel.

 





Flavonoid terjadi sebagai aglikon, glikosida, dan turunan termetilasi. Struktur flavonoid dasarnya adalah aglikon. Cincin beranggota 6 yang dipadatkan dengan cincin benzena adalah α-piron (flavonol dan flavanon) atau dihidroderivatif nya (flavonol dan flavanon). Posisi substituen benzenoid membagi golongan flavonoid menjadi flavonoid (2 posisi) dan isoflavonoid (3 posisi). Flavonol berbeda dari flavanon oleh gugus hidroksil pada posisi 3 dan ikatan rangkap C2-C3 . Flavonoid sering terhidroksilasi pada posisi 3, 5, 7, 2, 3 ′, 4 ′, dan 5 ′. Metil eter dan asetil ester dari gugus alkohol diketahui terjadi di alam. 

 

 


 

1.Flavon

 

Flavon adalah salah satu subkelompok penting dari flavonoid. Flavon banyak terdapat pada daun, bunga dan buah sebagai glukosida. ber utama flavon. Luteolin, apigenin dan tangeritin termasuk dalam subkelas flavonoid ini . Kulit buah jeruk kaya akan flavon polimetoksilasi, tageretin, nobiletin dan sinensetin . Mereka memiliki ikatan rangkap antara posisi 2 dan 3 dan keton di posisi 4 cincin C. Sebagian besar flavon sayuran dan buah-buahan memiliki gugus hidroksil di posisi 5 cincin A, sedangkan hidroksilasi di posisi lain, sebagian besar di posisi 7 cincin A atau 3 'dan 4' cincin B, dapat bervariasi menurut klasifikasi taksonomi dari sayur atau buah tertentu. Flavon yang mengandung gugus metoksil atau hidroksil pada posisi 5 bila di panaskan dengan asam yodida akan mengalami demetilasi, diikuti oleh penataan ulang

 

2. Flavonol


Flavonol adalah flavonoid dengan gugus keton. Mereka adalah bahan penyusun proanthocyanin. Flavonol banyak terkandung dalam berbagai buah dan sayuran. 

Dibandingkan dengan flavon, flavonol memiliki gugus hidroksil pada posisi 3 cincin C, yang juga dapat mengalami glikosilasi. Seperti flavon, flavonol juga sangat beragam dalam pola metilasi dan hidroksilasi dan, mengingat pola glikosilasi yang berbeda, flavonol mungkin merupakan subkelompok flavonoid yang paling umum dan terbanyak dalam buah-buahan dan sayuran. Misalnya, quercetin ada di banyak makanan nabati

 

3. Flavanones

 

Flavanon adalah kelas penting lainnya yang umumnya ada di semua buah jeruk seperti jeruk, lemon, dan anggur. Flavanon, juga disebut dihidroflavon, memiliki cincin C jenuh; Oleh karena itu, tidak seperti flavon, ikatan rangkap antara posisi 2 dan 3 adalah jenuh dan inilah satu-satunya perbedaan struktural antara dua subkelompok flavonoid. Selama 15 tahun terakhir, jumlah flavanon telah meningkat secara signifikan

 

4. Isoflavonoid

 

Isoflavonoid adalah subkelompok besar flavonoid yang besar dan sangat khas. Isoflavonoid hanya menikmati distribusi terbatas di kerajaan tumbuhan dan sebagian besar ditemukan di kedelai dan tanaman polongan lainnya. Beberapa isoflavonoid juga telah dilaporkan hadir dalam mikroba. Mereka juga ditemukan memainkan peran penting sebagai prekursor untuk pengembangan phytoalexins selama interaksi mikroba tanaman . Isoflavonoid menunjukkan potensi yang luar biasa untuk melawan sejumlah penyakit. Isoflavon seperti genistein dan daidzein umumnya dianggap sebagai fito-estrogen karena aktivitas estrogeniknya pada model hewan tertentu. Szkudelska & Nogowski meninjau efek genistein yang mendorong perubahan hormonal dan metabolisme, yang dengannya mereka dapat mempengaruhi berbagai jalur penyakit

 

5. Neoflavonoid

 

Neoflavonoid adalah golongan senyawa polifenol. Sementara flavonoid memiliki tulang punggung 2-fenilkromen-4, neoflavonoid memiliki tulang punggung 4-fenilkromen tanpa substitusi gugus hidroksil pada posisi 2. Neoflavon pertama yang diisolasi dari sumber alam pada tahun 1951 adalah calophyllolide dari biji Calophyllum inophyllum. Itu juga ditemukan di kulit kayu dan tanaman endemik Sri Lanka Mesua 

6. Antosianin


Antosianin adalah pigmen yang bertanggung jawab atas warna pada tumbuhan, bunga, dan buah. Cyanidin, delphinidin, malvidin, pelargonidin dan peonidin adalah antosianin yang paling sering dipelajari. Mereka terjadi terutama di lapisan sel luar berbagai buah-buahan seperti cranberry, blackcurrant, anggur merah, anggur merlot, raspberry, stroberi, blueberry, bilberry, dan blackberry. Stabilitas ditambah dengan manfaat kesehatan dari senyawa ini memudahkan mereka untuk digunakan dalam industri makanan dalam berbagai aplikasi. Warna antosianin tergantung pada pH dan juga oleh metilasi atau asilasi pada gugus hidroksil pada cincin A dan B.

 

7. Kalkon (chalcones)
 
            kalkon adalah subclass dari flavonoid. Mereka dicirikan oleh tidak adanya
 'cincin C' dari struktur kerangka flavonoid dasar yang ditunjukkan.
 Oleh karena itu, mereka juga dapat disebut sebagai flavonoid rantai terbuka. 

Contoh Flavonoid Terprenilisasi

Xantohumol and 8-Prenylnaringenin

xantohumol dan 8-PrenylnaringeninXantohumol,2 ', 4,4'-trihydroxy-6'-methoxy-3' - ( γ, γ -dimethylallyl) -chalcone ( 86 ), adalah salah satu yang paling penting flavonoid terprenilasi karena spektrum biologisnya yang besar kegiatan


permasalahan kelompok :
Flavon yang mengandung gugus metoksil atau hidroksil pada posisi 5 bila 
di panaskan dengan asam yodida akan mengalami demetilasi, diikuti oleh penataan ulang . 
Mengapa ketika dipanaskan 
dengan asam yodida akan mengalami demetilasi, diikuti oleh penataan ulang?





Minggu, 11 Oktober 2020

DEPROTEKSI GUGUS PELINGUNG DALAM SINTESIS ORGANIK

 

Gugus pelindung atau gugus proteksi adalah suatu gugus fungsional yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses sintesis kimiaberlangsung. Gugus pelindung tersebut ditambahkan ke dalam molekul melalui modifikasi kimia pada suatu gugus fungsi untuk mencapai kemoselektivitas pada reaksi kimia selanjutnya. Gugus ini memainkan peranan penting dalam sintesis organik  multitahap. Gugus pelindung adalah gugus fungsi yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses sintesis.

 

Deproteksi adalah penghilangan atau reduksi gugus pelindung menjadi gugus fungsi awal yang dilindungi. Deproteksi adalah penghilangan atau reduksi gugus pelindung menjadi gugus fungsi awal yang dilindungi. Pemilihan gugus pelindung :

1. Mudah dimasukkan dan dihilangkan

2. Tahan terhadap reagen yang akan menyerang gugus fungsional yang tidak terlindungi.

3. Stabil dan hanya bereaksi dengan pereaksi khusus untuk mengembalikan gugus fungsi aslinya.

4. Gugus pelindung seharusnya tidak mengganggu reaksi yang dilakukan sebelum dihapus. 

 

Kemudian, untuk melakukan ini tidak secara instant namun , penghilangan gugus pelindung dapat terjadi karena :
1. Solvolisis dasar penguraian oleh pelarut
Contoh : Hidrolisis, Alkoholisis
2. Hidrogenolisis
3. Logam berat
4. Ion fluoride
5. Fotolitik
6. Asam / basa
7. Elektrolisis
8. Eliminasi reduktif
9. Î²-eliminasi
10. Oksidasi
11. Substitusi nukleofilik
12. Katalisis logam transisi
13. Enzim

 

Kita dapat ambil satu contoh yaitu Di-tert-butil dikarbonat . Di-tert-butil dikarbonat  adalah sejenis reagen  kimia yang digunakan luas dalam sintesis organik .Kabonat ester  ini bereaksi dengan amina dan menghasilkan N-tert-butoksikarbonil (t-BOC). Turunan t-BOC ini tidak berperilaku seperti amina lainnya, sehingga mengizinkan transformasi reaksi lebih lanjut tanpa memengaruhi gugus amina senyawa yang direaksikan. Gugus t-BOC ini kemduian dapat dilepaskan menggunakan asam. Oleh karena itu, t-BOC sering digunakan sebagai gugus pelindung  , utamanya dalam sintesis peptida fase padat . Gugus ini tidak bereaksi dengan kebanyakan basa dan nukleofil .

 



gugus Boc dapat dilekatkan ke amina di bawah kondisi akuatik menggunakan di-tert-butil dikarbonat dengan keberadaan basa seperti natrium bikarbonat .  Proteksi amina dapat juga dilakukan dalam larutan asetonitril menggunakan 4-dimetilaminopiridina (DMPA) sebagai basa.

 

Pelepasan t-BOC dari asam amino dapat dilakukan menggunakan asam kuat seperti asam trifluroasetat t tanpa pelarut ataupun dengan pelarutdiklorometana  Selain itu, pelepasan juga dapat dilakukan menggunakan asam klorida dalam metanol ataupun menggunakan K2CO3/methanol pada suhu kamar


permasalahan :

Jika sudah dilakukan proteksi maka harus dilakukan lagi deproteksi, Mengapa hal ini dilakukan? Apabila tidak dilakukan apakah akan mempengaruhi hasil reaksi yang diharapkan?

 


 

GUGUS-GUGUS PELINDUNG DALAM SINTESIS ORGANIK

 

 

Baiklah minggu ini kami akan akan membahas tentang guggs-gugus pelindung dalam sintesis organic. Berikut penjelasannya.

 

Gugus pelindung atau gugus proteksi adalah suatu gugus fungsional yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses sintesis kimia berlangsung. Gugus pelindung tersebut ditambahkan ke dalam molekul melalui modifikasi kimia pada suatu gugus fungsi untuk mencapai kemoselektivitas pada reaksi kimia selanjutnya. Gugus ini memainkan peranan penting dalam sintesis organik multitahap.

 

Reaksi kimia yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu memerlukan reaksi selektif untuk menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh dari pereaksi yang berlebihan. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. 

 

    Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap dan gugus lainnya.Syarat gugus pelindung:

1. reagen gugus pelindung harus bereaksi selektive.

2. gugus pelindung tidak mengalami deprotonasi

3. gugus pelindung harus secara selektor harus dengan reagen deproteksi, dan tidak merusak hasil reaksi( meenganggu kestabilan gugus fungsi yang baru terbentuk ).

4. gugus pelindung tidak mempunyai gugus fungsi yang lain.

 

 

Berikut ini contoh penggunaan gugus pelindung pada sintesis alkohol primer dari senyawa ester.




Transformasi keseluruhan yang diperlukan dari senyawa ester ke alkohol primer .Ini adalah dengan perubah karbonil dari Ester menjadi OH (reduksi), yang memerlukan LiAlH4, tetapi penggunaan LiAlH4juga akan mempengaruhi karbonil (hal tersebut tidak diinginkan).maka untuk menghindari agar karbonil pada keton di molekul itu tidak ikut dipengaruhi pula yang pertama kita lakukan adalah melindunginnya yang  Secara konseptual, ini adalah seperti kita memberikan karbonil itu penutup (ditunjukkan di bawah ini) sehingga kita tidak perlu khawatir untuk merubah karbonil pada ester dengan LiAlH4

Pada kenyataannya, " penutup molekul ini " adalah gugus pelindung. Dalam contoh ini, kita melindungi keton sebagai Asetal (yang merupakan eter dan tidak bereaksi dengan LiAlH4).




Kemudian kita bisa mereduksi ester menjadi alkohol primer



Dan terakhir kita menghilangkan gugus pelindung (deproteksi)



 

Dan berikut ini mekanisme lengkap dari reaksi yang terjadi diatas dimana sintesis alkohol primer dari ester.



Contoh lain dari penggunaan gugus pelindung yaitu adalah perlindungan gugus fungsi karbonil keton saat mereduksi aster untuk membentuk alkohol.berikut reaksinya:



Dimana bila molekul diatas diberikan gugus pelindung (menjadi asetal),maka ketika direduksi dengan LiAlH4 gugus karbonil pada ketonnya tidak akan terpengaruh melainkan hanya karbonil ester saja yang berubah menjadi alkohol,berbeda dengan tidak diberi gugus pelindung pada karbonil ketonnya maka saat diberikan LiAlH4 semua gugus karbonil yang ada pada molekul tersebut akan berubah menjadi alkohol atau diol,tentu molekul target tidak akan didapatkan,maka itu sangat penting untuk menggunakan gugus pelindung di dalam suatu sintesis

 

Tabel Gugus Pelindung

 

Gugus

Gugus Pelindung

Penambahan

Penghilangan

Ketahanan Gugus Pelindung

Pereduksi Gugus Pelindung

Aldehid (RCHO)

Asetal (RCH(OR’)2)

R’OH, H*

H*/H2O

Nukleofil, basa, reduktor

Elektrofil, oksidator

Keton

Asetal (ketal)

H*/H2O

Nukleofil, basa, reduktor

Elektrofil, oksidator

Asam (RCOOH)

Ester

RCOOMe

RCOOEt

RCOOCH2Ph

RCOOBu-t

RCOOCH2CC3

 

Anion

RCOO-

 

CH2N2

EtOH/H*

PhCH2OH/H*H,t-BuOH/H

Cl3CCH2OH

 

 

 

Basa

 

 

HO*/H2O

H2, kat atau HBr

H*

Zn.MeOH

 

 

Asam

 

Basa lemah, elektrofil

 

 

 

 

 

Nukleofil

 

Basa kuat, nukleofil, reduktor

 

 

 

 

 

Elektrofil

Alkohol (ROH)

Eter

ROCH2Ph

 

Asetal

THP

 

MEM

 

 

Ester

RCOOR’

PhCH2Br

Basa

 

 

 

 

 

 

 

R’COCl

Piridina

H2, kat/HBr

 

 

H*/H2O

 

ZnBr2

 

 

NH3, MeOH

Elektrofil, basa, oksidasi

 

Basa

 

 

Basa

 

Elektrofil, basa, oksidasi

HX(X-nukleofil)

 

 

Asam

 

 

Asam

 

Nukleofil

Fenol

Ar-OH

Eter

ArOMe

 

 

 

 

Asetal

ArOCH2Ome

Me2SO4

K2CO3

 

 

 

 

 

MeOCH3Cl

Basa

HI, HBr atau BBr3

 

 

 

 

 

HOAc, H2O

Basa, elektrofil lemah

 

 

 

 

Basa, elektrofil lemah

Serangan oleh elektrofil pada cincin

 

Serangan oleh elektrofil pada cincin

Amina

R-NH2

Amida

RNHCOOR’

 

Uretan

RNHCOOR’

 

 

Flalimida

R’OCOCl

 

 

Kloroformat

R’OCOCl

 

 

Anhidrida ftalat

HO-/H2O

H+/H2O

 

R’=CH2Ph

H2, kat/HBr

R’=Bu-t

 

H+

NH2NH2

Elektrofil

 

 

Elektrofil

 

 

 

Elektrofil

 

 

 

Basa, nukleofil

 

 

 

Basa, nukleofil

Tiol

HO-/H2O

Elektrofil

Oksidasi

RSH

AcSR

RSH + AcCl +Basa

HO-/H2O

Elektrofil

Oksidasi

 

PERMASALAHAN:

1. Bagaimana cara melindungi gugus fungsional yang mirip dalam suatu senyawa organik?  (KELANTAN 023)

2. Dalam banyak preparasi senyawa organik, beberapa bagian spesifik pada molekul tidak dapat bertahan pada kondisi reaksi atau pereaksi yang digunakan. Sehingga, bagian tersebut, atau gugus, harus dilindungi. Contohnya, litium aluminium hidrida sangat reaktif namun merupakan pereaksi yang sangat beguna untuk mereduksi ester menjadi alkohol. Mengapa menggunakan litium aluminium hidrida pada proses ini? ( ERMA JOHAR 031)

 3. Bagaimana mengetahui suatu gugus fungsi itu termasuk dalam gugus pelindung? ( WAFIQAH ALVIA 047)

 4. Gugus pelindung memiliki beberapa persyaratan tertentu untuk dapat bereaksi dalam reaksi kimia. Salah satunya yaitu Kondisi reaksi dalam memasukkan gugus pelindung harus stabil. Nah, Bagaimana yang terjadi apabila kondisi reaksi saat memasukkan gugus pelindung tidak stabil ? (ZULIA NUR RAHMAH  048)

5. Mengapa kebasaan Amina mempengaruhi masuknya gugus pelindung? (MASHITA 083)

6.


Pada gambar diatas gugus pelindung apa yang dapat digunakan dalam sintesis tersebut? (DENORA SITUMORANG  056)

 

  STREOID DAN TURUNANNYA Baiklah pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang steroid. Berikut penjelasnya. Tidak seperti fosfolip...