DESIGN SINTESIS ASPIRIN DAN MEKANISME
Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang
design sintesis aspirin dan mekanisme.Berikut penjelasannya.
Aspirin
(asam asetilsalisilat) adalah organik sintetis yang berasal dari asam
salisilat. Asam salisilat adalah produk alami yang ditemukan pada kulit
pohon willow dan digunakan oleh orang Yunani kuno dan penduduk asli Amerika,
antara lain, untuk melawan demam dan nyeri. Namun, asam salisilat bersifat
pahit dan mengiritasi lambung.
Disini saya akan menjelaskan proses/ langkah pembuatan/ design sintesis
aspirin (asam asetilsalisilat, C 9 H 8 O 4 ),
memurnikannya, dan menentukan persen rendemennya. Kemurnian produk akan
dikonfirmasi dengan analisis kualitatif dan dengan mengukur kisaran titik
lelehnya.
Reaksi yang digunakan untuk sintesis ditunjukkan
di bawah ini. Dalam reaksi ini, kelebihan asetat anhidrida (C 4 H 6 O 3 )
ditambahkan ke massa terukur asam salisilat (C 7 H 6 O 3 )
dengan adanya katalis, asam sulfat (H 2 SO 4 ).
Campuran dipanaskan untuk membentuk asam asetilsalisilat (C 9 H 8 O 4 )
dan asam asetat (C 2 H 4 O 2). Setelah
reaksi berlangsung, air ditambahkan untuk menghancurkan kelebihan asetat
anhidrida dan menyebabkan produk mengkristal. Aspirin kemudian
dikumpulkan, dimurnikan dengan rekristalisasi, dan diukur suhu lelehnya.

1.
Menambahkan Bahan Awal
A. Dengan
menggunakan kapal timbang ,
timbang 5,00 g ( + 0,01 g) asam salisilat (C 7 H 6 O 3 ). Pindahkan
ke dalam labu Erlenmeyer 125 mL menggunakan corong bubuk . Catat massa
ini pada Lembar Data.
B. Dengan
menggunakan tabung ukur
yang terletak di bawah tudung, ukur 7,00 mL asetat anhidrida dan tambahkan ke
dalam labu. Pastikan untuk melakukan ini di kap dan mengenakan kacamata
Anda. Jangan biarkan anhidrida asetat mengenai kulit Anda dan uap tidak masuk
ke mata Anda.
C. Secara hati-hati tambahkan 8 tetes asam sulfat pekat (18 MH 2 SO 4 ), katalis, ke dalam labu.

2. Pemanasan
Bahan Awal
A. Di meja lab Anda,
rakit bak air panas menggunakan gelas kimia 600 atau 800 mL dan
letakkan labu di bak air seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Pastikan bahwa
penangas air terletak tepat di bawah kap di meja lab Anda.
B. Tempatkan labu di
dalam penangas air dan panaskan. Setelah air
mulai mendidih, panaskan selama 15 menit. (CATATAN: Pemandian air panas
akan digunakan lagi nanti dalam prosedur.)
3. Mendinginkan
Campuran Reaksi
A. Setelah pemanasan,
matikan pembakar bunsen dan dengan hati - hati keluarkan labu dari penangas
air (ingat panas!) Dan biarkan labu dan isinya mendingin di meja lab selama
sekitar 3 menit.
B. Setelah labu
didinginkan selama kurang lebih 3 menit, HATI-HATI tambahkan 15 mL air suhu kamar ke dalam labu untuk
memfasilitasi penguraian kelebihan asetat anhidrida. Putar labu untuk
mengaduk isinya.
C. Beri label pada labu
Anda yang berisi campuran reaksi dan letakkan di dalam penangas es dan dinginkan sampai
kristalisasi aspirin tampak sempurna (sekitar 15 menit). Jika kristal
tidak muncul, Anda dapat menggores dinding labu dengan batang pengaduk untuk
memicu kristalisasi.
4. Mengisolasi
Produk
A. Kumpulkan aspirin
padat dengan menggunakan corong
Buchner dan kertas saring seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Pastikan kertas saring diletakkan di dalam saringan dengan sedikit air.
B. Bilas labu dua kali
dengan 3 mL air es dingin untuk menghilangkan sisa kristal.
C. Buang filtrat yang
tertinggal di labu filter ke dalam wadah limbah di bawah kap.

5. Merekristalisasi Aspirin
A. Pindahkan padatan
sebanyak mungkin dari corong Buchner ke gelas kimia 250 mL yang bersih dan kering .
B. Tambahkan 10 mL
etanol 95% ke dalam gelas kimia dan jika perlu, hangatkan (jangan sampai
mendidih!) Campuran dalam penangas air untuk melarutkan kristal. Jika
kristal tidak larut semuanya, tambahkan 2 mL lebih banyak etanol dan lanjutkan
menghangatkan campuran untuk melarutkan kristal.
C. Jika semua kristal
larut, tambahkan 10 mL air deionisasi, tutupi gelas kimia dengan kaca arloji , dan biarkan larutan
mendingin perlahan di meja laboratorium tanpa gangguan selama sekitar 10 menit.
D. Setelah 10 menit
pendinginan di meja lab, selesaikan kristalisasi dengan menempatkan gelas kimia
dan isinya di dalam penangas es. (Beri label gelas Anda!) Kristal akan
terbentuk. Jika muncul "minyak" dan bukan padatan, panaskan kembali
gelas kimia di bak air panas sampai minyak menghilang. Jika kristal tidak
muncul, Anda dapat menggores dasar gelas kimia dengan batang pengaduk untuk
memicu kristalisasi.
6. Mengeringkan
Aspirin yang Dimurnikan
A. Menggunakan kertas
saring berbentuk lingkaran bersih, kumpulkan aspirin yang telah dimurnikan
dengan penyaringan hisap seperti sebelumnya.
B. Keringkan kristal
dengan menarik udara melewatinya selama sekitar 15 menit. (Buang filtrat
yang tertinggal di labu filter ke dalam wadah limbah di bawah kap. Bilas labu
filter dengan air dan buang air bilasan ke dalam wadah limbah di bawah kap
mesin.)
C. Letakkan aspirin di
atas tisu dapur yang sudah digandakan dan sisihkan hingga kering saat melakukan
analisis kualitatif aspirin. (Cuci corong filter dengan air dan buang air
bilasan ke dalam wadah limbah di bawah kap mesin.)
7. Menganalisis Kualitas
Aspirin
A. Adanya asam salisilat
yang tidak bereaksi dalam aspirin yang disintesis dapat dideteksi dengan uji besi (III) klorida .
1. Tambahkan sekitar 1
mL air deionisasi ke lima tabung reaksi 10-cm bersih. Dengan menggunakan
batang pengaduk bersih, masukkan kristal asam salisilat ke dalam tabung reaksi
pertama. Yang kedua, tempatkan kristal aspirin bubuk komersial, dan yang
ketiga, tempatkan kristal aspirin hasil sintesis Anda. Tabung reaksi
keempat adalah kontrol.
2. Untuk setiap tabung
reaksi tambahkan 1 tetes larutan besi (III) klorida). Kocok setiap tabung
reaksi dan amati warna yang dihasilkan.
Dan untuk mekanisme nya
adalah sebagai berikut:
Mekanisme reaksinya
adalah
1. seperti yang kita lihat disini dimana tahap
pertama asam asetat anhidrit mempunyai gugus karbonil , dan ada 2
gugus karbonil dimana gugus karbonil
yang satunya pada C karbonil kiri bersifat
mikrotil.
2. dengan katalis asam yaitu H2SO4 yang dihasilkan disini adalah H+ yang mana akan berikatan dengan oksigen karena mempunyai sepasang elektron bebas. Pasang elektron bebas ini biasa bersifat reaktif ( parsial negatif).
3. OH yang berikatan disini ini mengubah C karbonil
kiri tadi menjadi parsial positif sehingga gugus OH bisa masuk ke C karbonil kiri. Sehingga terjadi proses
asetilasi. Sehingga ketika masuk menyebabkan elektron yang ada diikatan
hidrogen akan memberikan 1 pasang elektron sehingga akan senyawa atom H nya
akan lepas. Jadinya O nya akan berubah menjadi rangkap 2.
4. Kemudian C karbonil kiri akan melepas sepasang
elektron nya ke ikatan C karbonil kanan sehingga ikatan nya terputus dan C karbonil kanan menjadi ikatan rangkap.
Dan di C karbonil nya kelebihan elektron
, melepaskan lagi ke senyawa oksigen . Disini O itu parsial negatif akan
menarik ikatan hidrogen.
5. Sehingga akhirnya menghasilkan adsam
asetilsalisili acid atau aspirin dan juga asam asetat.
permasalahan:
1. pada tahap 2 pada blog saya , dengan katalis asam yaitu H2SO4 yang dihasilkan disini adalah H+ yang mana akan berikatan dengan oksigen karena mempunyai sepasang elektron bebas. Pasang elektron bebas ini biasa bersifat reaktif ( parsial negatif). mengapa pasang elektron bebas disini bersifat reaktif? (erma johar)
2.Telah dijelaskan pada pembuatan aspirin diblog saya bahwasanya, aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4. Lalu mengapa pada reaksi aspirin digunakan katalis 85% H3PO4 dan bagaimana kondisi reaksi yang terjadi jika katalis ini diubah menjadi katalis lain? (khusnul khotimah)
3. Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat menggunakan katalis asam berupa H3PO4. Bagaimana yang terjadi apabila aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat menggunakan katalis basa ? (zulia nur rahma)
4. Seperti pada blog saya bahwa aspirin (asam asetil salisilat) yang merupakan salah satu turunan dari fenol morohidris ialah fenol dengan satu gugus hidroksil yang berikatan pada inti aromatisnya. Fenol tidak dapat didestilasi dalam air secara memuaskan. oleh karena itu, asetilasi berlangsung baik pada anhidrida asam asetat. Mengapa bahwa anhidra asam asetat dapat berlangsung baik pada asetilasi dan sebutkan mekanismenya! (jony erwin s.)
5. Pada blog saya dikatakan bahwa kelebihan asetat anhidrida harus dihidrolisis (dipisahkan dengan penambahan air) menjadi asam asetat ,mengapa harus dilakukan hidrolisis lagi? (firda oetary)
6. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. apa yang akan terjadi apabila mengandung mengandung dua gugus –OH dan –COOH? (andrika dwi sakti)
7 Digunakan katalis asam fosfat (H3PO4) sebanyak 85% karena digunakan sebagai zat penghidrasi dan penambah suasana asam karena reaksi sintesis aspirin harus dilakukan dalam suasana asam. Namun, apabila yang digunakan untuk membentuk aspirin dalam reaksi sintesis tersebut, asam Salisilat direaksikan dengan asam asetat glasial (CH3COOH), bagaimana reaksi sintesis aspirin tersebut? (siti ardiah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar