KONTROL KINETIKA DAN KOONTROL TERMODINAMIKA
DALAM SISTENSIS ORGANIK
Pada kesempatan ini kita bertemu lagi pada kimia organic 3 , yang mana pada kesempatan sebelumnya saya telah menuliskan terkait kimia organic 2. Pada materi pertama pada blog kimia organic 3 ini , saya akan membahas kontrol kinetika dan koontrol termodinamika dalam sistensis organic.
Seperti yang kita tahu bahwasanya didalam
kimia organik di mana dua produk berbeda dapat terbentuk bergantung pada
kondisi reaksinya. Nah itu disebut dengan kontrol kinetik dan termodinamika. Hasil potensial dari suatu reaksi biasanya
dipengaruhi oleh dua faktor:
1. stabilitas relatif produk itu adalah merupakan faktor termodinamika.
2. tingkat pembentukan produk itu adalah merupakan faktor kinetic.
Dan juga , kita juga harus tahu bahwa di
dalam reaksi dikenal istilah kemoselektivitas dan regioselektivitas. Nah kedua
selektivitas ini dapat dikontrol melalui kinetika dan termodinamika. Namun apa pengertian dari kemoselektivitas
dan regioselektivitas? Kemoselektivitas adalah memilih untuk dapat mereaksikan
salah satu gugus fungsional dari dua gugus yang berada pada satu molekul
contohnya pada senyawa karbonil yang bisa berperan sebagai nukleofil sebagai
alat dan juga elektrofil.
Contoh nya sebagai gambar dibawah ini.

Regioselektivitas adalah memilih untuk dapat mereaksikan salah satu gugus fungsional yang sama pada suatu molekul contoh asimetris yang memiliki 2 atom C alfa yang berperan sebagai nukleofil. Contoh nya sebagai gambar dibawah ini.

Pada dua produk berbeda dapat terbentuk
bergantung pada kondisi reaksinya kita bisa ambil contoh penambahan asam
(seperti HCl) ke diena, seperti butadiena.

Energi
aktivasi berkaitan dengan stabilitas karbokation yang terbentuk. Dan karbokation menjadi lebih stabil. Jadi
contoh atas (dengan karbokation sekunder) lebih stabil daripada contoh bawah
(karbokation primer), dan terbentuk lebih cepat, inilah produk
kinetiknya. Alkena meningkatkan stabilitas dengan jumlah karbon yang terpasang.
Jadi produk "1,4" (di mana H dan Cl ditambahkan ke C-1 dan C-4 dalam
contoh kita) lebih stabil daripada produk "1,2" (di mana H dan Cl
ditambahkan ke C-1 dan C- 2) karena alkena memiliki dua substituen karbon. Ini adalah
produk termodinamika. energi yang tersedia yaitu suhu. Pada suhu rendah, ketika
tidak banyak energi yang tersedia, produk kinetik akan mendominasi. Pada
temperatur tinggi produk termodinamika akan menjadi produk utama.
Kemudian
, pertimbangkan kasus di mana bahan awal, SM , dapat bereaksi dengan cara yang sama menghasilkan dua
produk yang berbeda, P1 dan P2 melalui jalur berbeda
(bersaing) yang diwakili oleh kurva hijau dan biru . Reaksi 1 melalui jalur 1 ( hijau ) menghasilkan produk 1 ( P1 ) melalui keadaan transisi
1( TS1 ). Ini
akan menjadi reaksi yang lebih cepat karena ia memiliki
keadaan transisi energi yang lebih rendah (lebih stabil), dan oleh karena itu
penghalang aktivasi yang lebih rendah. Oleh karena itu, perkalian 1, P1 adalah hasil kali kinetik (perkalian yang membentuk
paling cepat). Reaksi 2 melalui
jalur 2 ( biru ) menghasilkan produk 2 ( P2 ) melalui keadaan
transisi 2 ( TS2 ). P2 adalah hasil kali yang lebih
stabil karena P2 berada
pada energi yang lebih rendah dari P1 . Oleh
karena itu, P2 adalah produk termodinamika ( produk yang lebih
stabil).
PERMASALAHAN:
1.
Energi
aktivasi berkaitan dengan stabilitas karbokation yang terbentuk. Karbokation
tersebut dapat menjadi lebih stabil. Namun apa penyebab karbo kation tersebut
dapat menjadi lebih stabil?
2.
Situasi
yang terjadi pada penambahan asam kuat (HCl) dengan suhu yang berbeda ke diena
tertentu seperti butadiena. Ada dua
produk yang terbentuk yaitu 1,2-produk dan 1,4-produk. Mengapa butadiena jika
direaksikan dengan suhu yang lebih tinggi menghasilkan produk (1,4) yang lebih
stabil?
3.
Mengapa
suhu menjadi kunci utama dalam kestabilan relatif dan kecepatan relatif dalam
memgontrol agar produk yang diperoleh lebih stabil dan banyak ?
4.
Bagaimana
cara kita untuk memperoleh produk hasil reaksi yang stabil dari kontrol
kinetika dan termodinamika ?
5. Enolat
kinetik adalah enolat yang terbentuk pada sisi keton yang kurang tersubstitusi.Sedangkan
enolat termodinamik yaitu enolat yang terbentuk pada sisi keton yang lebih
tersubstitusi. Hal ini dapat dijelaskan yaitu sama seperti alkena, suatu enol
atau enolat akan lebih stabil pada posisi yang lebih tersubstitusi. Mengapa
bisa demikian?
6. Penambahan
serbuk Zn dan pengaliran gas nitrogen
termasuk kedalam kontrol kinetik atau kontrol termodinamika? Mengapa?
7. berdasarkan
penjelasan mengenai gambar dibawah ini tentang pembentukan enol melalui reaksi
subtitusi α menggunakan katalis asam dan basa:
dapat dilihat
dari gambar bahwa asam dan basa sama-sama dapat membentuk enol. Manakah yang
lebih cepat antara reaksi substitusiα dengan katalis asam atau reaksi subtitusi
dengan α katalis basa yang lebih cepat ?


Tidak ada komentar:
Posting Komentar